TQMbukan merupakan tujuan akhir perusahaan atau organisasi, melainkan suatu cara untuk mencapai sasaran organisasi. Dasar pemikiran perlunya penerapan TQM adalah agar perusahaan dapat bersaing dan unggul dalam persaingan global dengan menghasilkan kualitas terbaik. Untuk menghasilkan kualitas terbaik
Penerapandi perusahaan dalam manfaat TQM itu sendiri mengacu kepada sektor publik untuk perbaikan layanan maupun produk tentunya, dimana manfaat penerapan TQM yaitu mengurangi biaya tanpa melupakan kepuasan pelanggan apa pun itu bentuknya. Karakteristik Total Quality Management (TQM) ini harus melibatkan semua anggota organisasi dalam
Ada8 elemen atau karakteristik dalam implementasi total quality management, yaitu : 1. Elemen Total Quality Management - Fokus pada Pelanggan. Elemen atau karakteristik TQM yang pertama yaitu fokus pada pelanggan. Produk atau jasa yang diproduksi atau dijual harus bisa memenuhi ekspektasi pelanggan. Perusahaan harus melakukan riset, inovasi
Fungsiumum ISO : 1. Menjamin kepuasan pelanggan terhadap produk/jasa yang dijual 2. Meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan 3. Menanamkan rasa bangga bagi karyawan sehingga memotivasi mereka untuk bekerja lebih baik lagi 4. Mempermudah perusahaan untuk memperoleh bisnis dan mitra yang lebih baik dan lebih banyak 5.
Vay Tiền Online Chuyển Khoản Ngay. GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT TQM TERHADAP KINERJ A MANAJ ERIAL PADA PT. SAMSUNG ELEKTRONIK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Diajukan oleh Dila Liliyatri Dahar 0813010124/FE/AK Kepada FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT TQM TERHADAP KINERJ A MANAJ ERIAL PADA PT. SAMSUNG ELEKTRONIK INDONESIA SKRIPSI Diajukan oleh Dila Liliyatri Dahar 0813010124/FE/AK Kepada FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR 2012 Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT TQM TERHADAP KINERJ A MANAJ ERIAL PADA PT. SAMSUNG ELEKTRONIK INDONESIA Oleh Dila Liliyatri Dahar ABSTRAKSI Total Quality Management TQM merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungan Tujuan penelitian ini adalah Membuktikan secara empiris apakah penerapan Total Quality Management TQM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial dan apakah penerapan TQM dan gaya kepemimpinan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial pada PT. Samsung Elektronik Indonesia. Analisis yang digunakan yaitu Regresi Linier Sederhana dan Moderated Regression Analyze MRA dikarenakan dengan analisis ini kita dapat membuktikan pengaruh TQM terhadap kinerja serta apakah gaya kepemimpinan merupakan variabel moderating terhadap hubungan TQM dan kinerja manajerial. Dalam penelitian ini peneliti menyimpulkan bahwa penerapan TQM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial, dan bahwa Gaya kepemimpinan bukan merupakan variabel moderating dalam hubungan antara TQM dan Kinerja Manajerial. Hambatan yang terjadi pada PT. Samsung Elektronik Indonesia adalah bahwa pada penelitian ini penulis menggunakan kuisioner sehingga apabila terdapat kesalahan menjawab dari responden mempunyai pengaruh terhadap data yang diperoleh dan juga peneliti memiliki keterbatasan untuk memberikan kuisioner kepada Branch Manager maupun Wakil. Kata Kunci Total Quality Management, Gaya Kepemimpinan, Kinerja Manajerial, PT. Samsung Elektronik Indonesia. x Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Tentunya masih hangat dalam ingatan kita, betapa krisis finansial global telah berdampak pada melemahnya sektor riil, khususnya industri elektronik di Tanah Air. Beruntung, industri elektronik nasional masih mampu survive, di tengah kepungan produk impor dan selundupan yang membanjiri pasar domestik. Pada 2010 pangsa pasar produk lokal hanya berkisar 40% dengan nilai Rp 12,7 triliun dari total omset domestik yang menembus Rp 31,8 triliun. Sisanya dikuasai produk impor dan selundupan serta produk non-standar dari RRT dengan harga lebih murah. Tak hanya itu, gairah produk elektronik lokal yang mulai menunjukkan sinyal positif tersebut kembali meredup pasca perjanjian kesepakatan perdagangan bebas AseanChina Asean-China Free Trade Agreement/ACFTA pada awal tahun lalu. Pasalnya, produk elektronik lokal kalah bersaing dengan produk RRT. Akibatnya, produk RRT mulai menguasai pasar domestik, sementara produk lokal mulai terdesak. Pasar domestik yang menjadi tumpuan industri lokal akan tergerus. Hasil survei Kementerian Perindustrian terhadap 624 perusahaan nasional menyebutkan, akibat pemberlakuan AFTA, produksi enam sektor industri manufaktur prioritas nasional mengalami penurunan Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2 produksi hingga 50% pada tahun 2010. Industri elektronik yang tercakup di dalamnya mengalami penurunan produksi sebesar 25%. Total Quality Management TQM bukanlah merupakan suatu alat yang siap digunakan di lapangan tetapi suatu filosofi, suatu konsep dengan seperangkat prinsip-prinsip panduan yang merupakan dasar bagi suatu organisasi yang ingin secara terus-menerus melakukan perbaikan dan penyempurnaan Soemardi, 199541. TQM memberikan pada setiap organisasi atau perusahaan, peralatan untuk menjawab setiap tantangan global saat ini disamping menyempurnakan arah perusahaan menghadapi masa yang akan datang yang semakin cepat perubahannya serta sulit dan kompleks untuk diramalkan. TQM mengarahkan perusahaan pada continous improvement yang menunjang perwujudan kepuasan konsumen secara total dan terus-menerus Soemardi, 199540 Implikasi teknik TQM harus diikuti pula dengan penerapan komplemen-komplemen dari sistem akuntansi manajemen. Adapun komplemen-komplemen tersebut adalah sistem penghargaan dan sistem pengukuran kinerja. Sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan merupakan alat pengendalian penting yang digunakan oleh perusahaan untuk memotivasi karyawan agar mencapai tujuan perusahaan dengan perilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan. Sistem akuntansi manajemen kontemporer berkembang sebagai reaksi terhadap perubahan signifikan pada lingkungan bisnis yang dihadapi baik Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 3 perusahaan jasa, maupun perusahaan manufaktur. Tujuan keseluruhan sistem akuntansi manajemen kontemporer adalah untuk meningkatkan kualitas, keputusan, relevansi, dan penetapan waktu informasi biaya Steven 1993 dalam Hansen dan Mowen, 2006. Dalam praktik TQM dan JIT yang efektif memerlukan perubahan dalam sistem akuntansi manajemen, komponen penting sistem akuntansi manajemen dalam perubahan-peru Bahan ini antara lain adalah pengumpulan informasi baru, diseminasi informasi lintas hierarki organisasional dan perubahan sistem reward, tujuan kinerja, ukuran kinerja Khim dan Larry, 1998 dalam Suprantiningrum dan Zulaikha, 2003. Sistem empiris bahwa penerapan TQM berpengaruh terhadap kinerja manajerial telah diteliti oleh Kurnianingsih dan Indriantoro 2001, dengan hasil bahwa penerapan teknik TQM yang tinggi dalam perusahaan dapat berpengaruh secara positif terhadap kinerja manajerial. Dasar pemikiran yang mendukung temuan tersebut bahwa para manajer akan lebih termotivasi untuk meningkatkan kinerja yang tinggi dalam bentuk informasi yang diperlukan yang memberikan umpan balik untuk perbaikan dan pembelajaran. Temuan ini mendukung hasil penelitian Sim dan Killough 1998 yang menemukan pengaruh positif dan signifikan teknik TQM dan desain sistem akuntansi manajemen dengan kinerja namun tidak mendukung penelitian Ittner dan Larcker 1995 yang menyatakan baha teknik TQM yang digunakan Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 4 bersama dengan desain sistem akuntansi manajemen dalam penelitian ini adalah sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan belum tentu mengakibatkan kinerja yang tinggi. Penerapan awal TQM berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Interaksi TQM dan sistem reward berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Sementara interaksi TQM dan sistem pengukuran kinerja tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial Suprantiningrum dan Zulaikha, 2003. Penelitian yang dilakukan Madu dan Kuei 1996 yang menyimpulkan adanya hubungan antara konstruk kualitas dan kinerja organisasional, hasil penelitian ini juga mendukung penelitian Tersziovski dan Samson 1999 yang meneliti mengenai elemen-elemen TQM yang dijadikan sistem penghargaan kualitas. Sementara hubungan dengan sistem reward terhadap kinerja manajerial, mendukung temuan yang dilakukan Khim dan Larry 1998, serta temuan Retno 2000, mereka menemukan adanya pengaruh posistif antara interaksi pemanufakturan TQM dan reward terhadap kinerja. Pencapaian tingkat kualitas bukan merupakan hasil penerapan cara instan jangka pendek untuk meningkatkan daya saing, tetapi pengimplementasian TQM mensyaratkan kepemimpinan yang kontinyus Handoko dan Tjiptono, 1997. Untuk mencapai sukses dalam pengimplementasian TQM, organisasi perlu melakukan perubahan perilaku kepemimpinan dan praktik MSDM Handoko dan Tjiptono, 1997. Gaya kpemimpinan dan partisipatif dan memberdayakan sebuah jajaran manajerial Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 5 merupakan infrastruktur organisasional vital bagi berkembangnya budaya TQM Handoko dan Tjiptono, 1997. Menurut Mahoney dkk 1963 dalam Supratiningrum 2003, kinerja manajerial pun dalam perusahaan sangatlah penting. Kinerja manajerial adalah kinerja individu anggota organisasi dalam kegiatan manajerial antara lain perencanaan, investigasi, koordinasi, pengaturan staf, negosiasi dan lainlain. Sim dan Killoughhm, 1998 dalam Mardiyah, 2005 menyatakan bahwa ada pengaruh interaksi antara praktek pemanufakturan terhadap kinerja manajerial dengan Sistem Akuntansi Manajemen, dengan salah satu fungsi akuntansi manajemen sebagai penyedia sumber informasi penting untuk membantu manajer mengendalikan aktifitasnya dalam mencapai tujuan organisasi dengan sukses. Menurut Hansen dan Mowen 1997168 evaluasi terhadap para manajer sering dikaitkan dengan profitabilitas unit-unit yang berada dalam kendali mereka, bagaimana laba aktual dibandingkan dengan laba yang direncanakan seringkali digunakan sebagai petunjuk terhadap kemampuan manajerial, misalnya apabila seorang manajer telah bekerja keras dan berhasil meningkatkan penjualan sementara biaya tidak berubah, maka manajer dianggap berhasil meningkatkan kinerjanya. Perusahaan PT. Samsung Elektronik Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri alat elektronik, yang dalam pelayanannya menetapkan sebuah sistem manajemen yang dinamis, terfokus dalam tiga prinsip dasar. Efficiency dimana perusahaan yakin dengan evaluasi Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 6 program secara berkelanjutan dan pengembangan, PT. Samsung Elektronik Indonesia mampu memenuhi keinginan pelanggan. Reliability dimana perusahaan akan memastikan pekerjaannya akan selesai dengan benar dan tepat waktu, dimanapun pelanggan menginginkannya. Economic Solution dimana melalui pengalaman yang panjang, PT. Samsung Elektronik Indonesia mampu memberikan servis yang baik dengan biaya yang terjangkau. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dilihat data laba bersih PT. Samsung elektronik Indonesia dalam lima tahun adalah sebagai berikut Tabel 1 Laba Bersih PT. Samsung Elektronik Indonesia Rencana Realisasi 7,826,000,000 9,601,000,000 1,775,000,000 9,686,000,000 12,210,000,000 2,524,000,000 11,062,000,000 14,388,000,000 3,326,000,000 10,711,000,000 14,344,000,000 3,633,,000,000 Selisih Sumber PT. Samsung Elektronik Indonesia Dari data yang diperoleh mulai tahun 2007 hingga tahun 2010 dapat disimpulkan bahwa laba bersih PT. Samsung Elektronik Indonesia mengalami kenaikan secara terus-menerus. Hal ini menyebabkan adanya pertimbangan bahwa kenaikan laba tersebut dipengaruhi oleh keefektifan penerapan Total Quality Management di PT. Samsung Elektronik Indonesia. Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 7 Keberhasilan suatu organisasi tidak bisa dilepaskan dari peranan pemimpin dalam organisasi tersebut, kepemimpinan merupakan kunci utama dalam manajemen yang memainkan peran penting dan strategis dalam kelangsungan hidup suatu perusahaan, pemimpin merupakan pencetus tujuan, merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan dan mengendalikan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatankegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya Handoko, 2001 291. Oleh sebab itu pemimpin suatu organisasi perusahaan dituntut untuk selalu mampu menciptakan kondisi yang mampu memuaskan karyawan dalam bekerja sehingga diperoleh karyawan yang tidak hanya mampu bekerja akan tetapi juga bersedia bekerja kearah pencapaian tujuan perusahaan. Mengingat perusahaan merupakan organisasi bisnis yang terdiri dari orang-orang, maka pimpinan seharusnya dapat menyelaraskan antara kebutuhan-kebutuhan individu dengan kebutuhan organisasi yang dilandasi oleh hubungan manusiawi Robbins, 200118. Sejalan dengan itu diharapkan seorang pimpinan mampu memotivasi dan menciptakan kondisi sosial yang menguntungkan setiap karyawan sehingga tercapai kepuasan kerja karyawan yang berimplikasi pada meningkatnya produktivitas kerja karyawan Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 8 Hal ini menimbulkan keingintahuan bagi penulis tentang bagaimana fenomena turunannya produksi industri elektronik di Indonesia yang mengalami penurunan sebesar 25% pada tahun 2011, berbanding terbalik dengan data kenaikan laba bersih perusahaan dalam periode empat tahun terakhir PT. Samsung Elektronik Indonesia, dan apakah hal ini dipengaruhi oleh keefektifan penerapan Total Quality Management TQM di perusahaan tersebut serta sejauh mana peran seorang pemimpin terhadap keberhasilan suatu manajemen perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya untuk memenangkan pasar global. Atas dasar pemikiran diatas maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian yang berjudul “Gaya Kepemimpinan sebagai Variabel Moderating dalam Pener apan Total Quality Management TQM terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Samsung Elektronik Indonesia”. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, permasalahan pokok yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut 1. Apakah penerapan TQM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial PT. Samsung Elektronik Indonesia? Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 9 2. Apakah hubungan antara penerapan TQM dan Gaya Kepemimpinan memiliki pengaruh terhadap kinerja manajerial PT. Samsung Elektronik Indonesia? Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dirumuskan diatas, dapat dijabarkan mengenai tujuan dari penelitian ini adalah 1. Membuktikan secara empiris penerapan Total Quality Management TQM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial PT. Samsung Elektronik Indonesia 2. Membuktikan secara empiris hubungan antara penerapan TQM dan gaya kepemimpinan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial PT. Samsung Elektronik Indonesia . Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkandapat memberikan manfaat sebagai berikut 1. Bagi Perusahaan Memberikan informasi tambahan sebagai masukan bagi pihak PT Samsung Elektronik Indonesia dalam melihat pengaruh penerapan TQM dan kesesuaian gaya kepemimpinan terhadap kinerja manajerial sehingga perusahaan mampu menciptakan keunggulan daya saing yang lebih tinggi lagi bagi perusahaan. Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 10 2. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan selama bangku perkuliahan sehingga dapat membandingkan teori-teori yang didapat dengan kejadian sesungguhnya yang terjadi di perusahaan serta mengembangkan wawasan berpikir dalam memecahkan permasalahan yang ada dalam praktek dunia usaha. 3. Bagi Pihak Lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah referensi dan mungkin dapat memberikan ide untuk pengembangan lebih lanjut bagi rekan-rekan yang mengadakan penelitian dalam bidang yang berkaitan dengan tulisan peneliti di masa datang. Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 11 BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN MODEL Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan masukan dan bahan pengkajian yang berkaitan dengan penelitian ini telah dilakukan oleh Suprantiningrum dan Zulaikha 2003 dalam tulisannya yang berjudul ”Pengaruh Total Quality Management TQM terhadap Kinerja dan Sistem Penghargaan Sebagai Variabel Moderating. Studis Empiris pada Hotel di Indonesia”. Dalam penelitian ini disimpulakan bahwa adanya pengaruh nyata dari penerapan TQM terhadap kinerja manajerial, dan juga terjadi interaksi antara TQM dan sistem penghargaan terhadap kinerja manajerial, namun tidak ada pengaruh dari interaksi antara Total Quality Management TQM dengan sistem pengukuran kinerja. Penelitian selanjutnya yang dijadikan bahan referensi penulis adalah penelitian yang dilakukan oleh Donie Septianto 2009 yang berjudul “Pengaruh Total Quality Management TQM terhadap Kinerja Manajerial Dengan Gaya Kepemimpinan Sebagai Variabel Moderating Pada PT. X”. Permasalahan yang diangkat dalam tulisan ini adalah sejauh mana pengaruh antara TQM dengan kinerja manajerial, serta pengaruh gaya kepemimpinan dalam hubungan antara penerapan TQM dengan kinerja manajerial. Adapun hasil yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini adalah bahwa penerapan Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 12 Total Quality Management TQM tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Manajerial dan juga bahwa gaya kepemimpinan tidak terbukti secara empiris sebagai variabel pemoderasi hubungan antara TQM dan kinerja manajerial. Penelitian ini merupakan replika dari penelitian sebelumnya. Adapun perbedaan penelitian antara penelitian yang dilakukan sekarang dengan terdahulu terletak pada variabel, waktu penelitian, objek penelitian, sample penelitian serta teknik analisis yang digunakan. Pada penelitian kali ini peneliti menggunakan gaya kepemimpinan sebagai variabel moderating karena gaya kepemimpinan dapat mempengaruhi komitmen para manajer untuk mencapai sukses dalam mengimplementasikan TQM. Pencapaian tingkat kualitas bukan merupakan hasil penerapan cara instant jangka pendek untuk meningkatkan daya saing, tetapi pengimplementasian TQM masyarakan kepemimpinan yang kontinyus. Para manajer termotivasi untuk kinerja manajerialnya tidak hanya jika para manajer menerima pengukuran kinerja yang tinggi dan adanya sistem penghargaan yang memberikan rasa adil dan kepuasan para manajer dalam bekerja sehingga dapat meningkatkan kinerjanya. Objek penelitian sebelumnya adalah PT X yang terletak di Jln. Perak Timur, objek penelitian yang sekarang dilakukan di PT. Samsung Elektronik Indonesia. Teknik analisis yang digunakan untuk menguji variabel pemoderasi juga berbeda dengan penelitian terdahulu. Penelitian sebelumnya menggunakan Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 13 teknik analisis dengan regresi linier berganda dan juga uji interaksi, sedangkan pada penelitian ini menggunakan Uji Residual, namun tidak secara penuh penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu. Penelitian yang dilakukan sekarang juga memiliki persamaan yaitu menguji secara empiris penerapan TQM terhadap kinerja manajerial. Tolak ukur pada penelitian ini juga serupa dengan penelitian terdahulu yaitu melalui kuisioner dalam pengambilan data yang di bagikan kepada responden. Landasan Teori Pengertian Total Quality Manajement TQM TQM merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungan Tjiptono dan Diana, 20014 Feigenbaum dalam Tjiptono dan Diana 2004, mendefinisikan TQM sebagai dampak kontrol kualitas total diseluruh organisasi. Feigenbaum memberikan definisi yang lebih lengkap dari TQM "sistem kualitas total sebagai salah satu yang merangkum keseluruhan siklus kepuasan pelanggan dari interpretasi keperluannya pada tahap pemesanan, melalui pasokan produk atau jasa dari harga ekonominya dan pada persepsinya dari produk setelah dia telah menggunakannya sepanjang periode waktu". Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 14 Seperti dikutip oleh Doni Septianto 2009245, menurut Hansen dan Mowen 1999 bahwa filosofi dari TQM adalah bahwa perusahaan menciptakan suatu lingkungan yang memungkinkan pekerjanya menghasilkan produk sempurna zero-defect, sedangkan menggantikan prinsip mutu yang dapat diterima dimasa lalu. Total Quality Manajement merupakan sistem manajemen yang berfokus kepada orang yang bertujuan untuk meningkatkan secara berkelanjutan kpuasan customer pada biaya yang sesungguhnya secara berkelanjutan terus menerus Mulyadi,200110 Menurut Goetsch dan Davis yang dikutip dalam Tjiptono dan Diana 200115, untuk mendukung penerapan TQM, terdapat 10 elemen pendukung yang harus diperhatikan perusahaan, yaitu 1. Fokus Pelanggan Dalam organisasi TQM, pelanggan internal dan eksternal merupakan kekuatan pendorong aktivitas organisasi. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk yang mereka terima, sedangkan pelanggan internal berperan dalam menentukan kualitas sumber daya manusia, proses dan lingkungan yang berhubungan dengan produk yang dihasilkan. 2. Obsesi terhadap kualitas Dalam organisasi TQM, pelanggan internal dan pelanggan eksternal sebagai penentu kualitas. Organisasi harus memiliki obsesi untuk Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 15 memenuhi atau melebihi kualitas yang telah ditentukan pelanggan, dengan melibatkan aktif semua pekerja pada berbagai level. 3. Pendekatan Ilmiah Segala aktifitas organisasi TQM terutama menyangkut desain pekerjaan, proses pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah harus didasarkan pada kaidah ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan dan diterima oleh semua pihak yang terlibat. 4. Komitmen Jangka Panjang TQM merupakan paradigma baru dalam manajemen organisasi yang membutuhkan budaya baru dalam penerapannya. Komitmen jangka panjang dari seluruh elemen organisasi sangat diperlukan untuk mengadakan perubahan agar penerapan TQM dapat berjalan dengan baik. 5. Kerjasama tim teamwork Dalam organisasi TQM, keberhasilan hanya akan dicapai jika ada kerjasama dari seluruh elemen yang terkait, baik kerjasama antar karyawan perusahaan internal maupun dengan pemasok, lembaga pemerintah dan masyarakat sekitar eksternal 6. Perbaikan sistem secara berkesinambungan Setiap produk yang dihasilkan organisasi selalu melalui proses atau tahapan tertentu di dalam suatu lingkungan. Oleh karena itu, sistem yang ada perlu terus diperbaiki agar selalu mendukung upaya pencapaian kualitas Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 16 7. Pendidikan dan Pelatihan Dengan adanya pendidikan dan pelatihan yang diberikan, para pekerja akan selalu siap menghadapi berbagai perubahan, komitmen pekerja yang meningkat, dan mereka akan memiliki rasa percaya diri yang mantap. 8. Kebebasan yang terkendali Dalam organisasi TQM, para pekerja diberi kesempatan luas untuk turut serta dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. Hal ini dilakukan agar dapat meningkatkan tanggung jawab pekerja terhadap segala keputusan yang telah disepakati bersama. Meskipun demikian, kebebabsan dan keterlibatan para pekerja harus didasari dengan rentang kendali yang terarah agar keterlibatan mereka selalu mengacu pada standar proses yang telah ditentukan. 9. Kesatuan Tujuan Segala aktivitas seluruh elemen dalam organisasi TQM harus mengarah pada satu tujuan yang sama. Akan tetapi kesatuan tujuan itu bukan berarti bahwa harus selalu ada persetujuan atau kesepakatan antara pihak manajemen dan pekerja. Misalnya mengenai upah dan kondisi kinerja 10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan Para pekerja merupakan sumber daya yang sangat berharga bagi organisasi. Pemberdayaan terhadap pekerja dapat diartikan sebagai pemberian wewenang dan kekuasaan kepada mereka, dan kemudahan dalam memuaskan pelanggan. Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 17 Karakteristik dan Prinsip TQM TQM merupakan suatu konsep yang berupaya melaksanakan sistem manajemen kualitas dalam lingkungan global. Untuk itu diperlukan perubahan besar dalam budaya dan sistem nilai suatu organisasi Nasution,200133. Menurut Hensler dan Bruneil dalam Donie Septianto 2009, ada empat prinsip utama dalam TQM, yaitu sebagai berikut 1. Kepuasan Pelanggan Dalam TQM, konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas. Kualitas tidak hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu, tetapi ditentukan oleh pelanggan. Pelanggan itu sndiri meliputi pelanggan internal dan pelanggan eksternal. Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek, termasuk dalamnya harga, keamanan, dan ketepatan waktu. Oleh karena itu, segala aktifitas perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan para pelanggan. 2. Respek terhadap setiap orang Dalam perusahaan yang kualitasnya tergolong kelas dunia, setiap karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kreativitas yang khas. Dengan demikian, karyawan merupakan sumber daya organisasi yang paling bernilai. Oleh karena itu, setiap orang dalam organisasi diperlukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibut dan berpartisipasi dalam tim pengambilan keputusan. Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 18 3. Manajemen berdasarkan fakta Perusahaan kelas dunia berorientasi pada fakta. Maksudnya bahwa setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekunder perasaan feeling. Ada dua konsep pokok yang berkaitan dengan hal ini. Pertama prioritas Prioritization, yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Kedua, variasi dan variabilitas kinerja manusia. Data statistik dapat memberikan gambaran mengenai variabilitas yang wajar dari setiap sistem organisasi. Dengan demikian, manajemen dapat memprediksi hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan. 4. Perbaikan yang berkesinambungan Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses sistematis dalam melaksanakan perbaikan secara berkesinambungan. TQM Keuntungan yang didapatkan perusahaan karena menyediakan barang dan jasa yang berkualitas, baik berasal dari pendapatan penjualan yang lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah adalah meningkatkan profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan Nasution, 200142. Total Quality Management juga memberikan manfaat lain yang dampaknya lebih mendalam daripada sekedar peningkatan mutu dan penekanan biaya. Adapun Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 19 kegunaannya tampak dalam bentuk kenyataan yaitu peningkatan komunikasi antar personalia yang lebih intensif sehingga koordinasi antara bagian dalam organisasi semakin membaik. P E R B A I K A N M U T U Harga yang lebih tinggi Memperbaiki posisi pesaing Meningkatkan pangsa pasar Meningkatkan penghasilan Meningkatkan keluaran yang bebas dari kerusakan Mengurangi biaya operasi Mening katkan laba Gambar 1 Manfaat Total Quality Management Sumber 2001, Manajemen Mutu Ter padu Total Quality Management Penerbit Ghalia Indonesia, hal 42 Hubungan-hubungan dalam gambar I dijelaskan sebagai berikut 1. Pasar yang dilayani oleh industri mencakup pelayanan-pelayanan dengan kebutuhan barang dan jasa tertentu 2. Penelitian pemasaran mengidentifikasikan kebutuhan tersebut dan mendefinisikanya dalam hal kualitas Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 20 3. Pelanggan menganggap produk perusahaan lebih berkualitas daripada pesaing 4. Karena lebih dianggap lebih berkualitas, pelanggan bersedia membayar harga yang relatif tinggi dari pesaing. 5. Karena dianggap lebih berkualitas dan harganya lebih tinggi, produk tersebut dianggap memiliki nilai yang relatif tinggi 6. Nilai yang relatif lebih tinggi menghasilkan kenaikan dalam pangsa pasar. 7. Berkat program kualitasnya perusahaan harus dapat mengikuti spesifikasi pelanggan yang lebih baik dari para pesaingnya 8. Efektivitas ini menghasilkan penurunan biaya, yaitu dengan memproduksi produk yang dibutuhkan secara benar sejak pertama kali 9. Penurunan biaya digabungkan dengan pangsa pasar yang lebih luas akan menghasilkan biaya yang lebih rendah dari para pesaingnya 10. Gabungan dari keunggulan relatif di bidang harga, pangsa pasar, dan biaya yang digunakan untuk menciptakan profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan. Gaya kepemimpinan Pengertian kepemimpinan Kepemimpinan kadang kala diartikan sebagai pelaksanaan otoritas dan pembuatan keputusan. Ada juga yang mengartikan suatu inisiatif untuk Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 21 bertindak yang menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam rangka mencari jalan pemecahan dari suatu persoalan bersama Thoha, 2004259. Menurut George R. Terry seperti yang dikutip oleh Thoha 2004259 kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang agar diarahkan mencapai tujuan organisasi. Robbins 2002163-164 seperti yang dikutip oleh Donie septianto 2009 mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan. Bentuk pengaruh tersebut seperti tingkat manajerial pada suatu organisasi. Karena posisi manajemen terdiri atas tingkatan yang biasanya menggambarkan otoritas, seorang individu bisa mengasumsikan suatu peran kepemimpinan sebagai akibat dari posisi pada organisasi tersebut, namun tidak semua pemimpin adalah manajer, dan begitu juga sebaliknya, tidak semua manajer merupakan pemimpin. Hanya karena hak tertentu diberikan oleh organisasi terhadap manajerial tidak menjamin bahwa mereka mampu memimpin secara efektif. Teori-Teori Kepemimpinan Dan banyaknya litelatur yang membahas mengenai teori-teori kepemimpinan, diantaranya teori yang paling mutakhir yaitu melihat kepemimpinan lewat perilagu organisasi. Orientasi perilaku ini mencoba mengetengahkan pendekatan yang bersifat social learning pada kepemimpinan. Teori ini menekankan bahwa terdapat faktor penentu yang Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 22 timbal balik dalam kepemimpinan ini. Faktor penentu itu ialah pimpinan sendiri termasuk di dalamnya kognitisnya, situasi lingkungan termasuk pengikut-pengikutnya dan variabel-variabel makro, dan perilakunya sendiri Thoha, 2004285. Secara garis besar teori-teori kepemimpinan yang telah diulas dalam literatur-literatur kepemimpinan pada umumnya adalah sebagai berikut Thoha, 2004285-302 1. Teori Kelompok Teori kelompok ini beranggapan para kelompok dapat mencapai tujuantujuannya, maka harus terdapat suatu pertukaran yang positif diantara pemimpin dan pengikut-pengikutnya, kepemimpinan yang ditekankan akan adanya suatu proses pertukaran antara pemimpin dan pengikutnya ini, melibatkan pula konsep-konsep sosiologi tentang keinginankeinginan mengembangkan peranan. 2. Model Kepemimpinan Kontinjensi dari Fiedler Fiedler mengembangkan suatu model yang dinamakan Model Kontinjensi Kepemimpinan yang Efektif A Contigency Model of Ledership Efectiveness. Model ini berisi tentang hubungan antara gaya kepemimpinan dengan situasi yang menyenangkan. Adapun situasi yang menyenangkan itu diterangkan oleh Fiedler dalam hubungannya dengan dimensi-dimensi empiris berikut ini Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 23 a. Hubungan pemimpin-anggota Hal ini merupakan variabel yang paling penting didalam menentukan situasi yang menyenangkan tersebut. b. Derajat dari struktur tugas Dimensi ini merupakan masukan yang amat penting, dalam menentukan situasi yang menyenangkan. c. Posisi kekuasaan pemimpin yang dicapai lewat otoritas formal. Dimensi ini merupakan dimensi yang amat penting ketiga di dalam situasi yang menyenangkan. 3. Teori Jalan Kecil-Tujuan Path-Goal Theory oleh Robert House Secara pokok Teori Path-Goal berusaha untuk menjelaskan pengaruh perilaku pemimpin terhadap motivasi, kepuasan, dan pelaksanaan pekerjaan bawahannya. Dua diantara faktor-faktor situasional yang telah diidentifikasikan sejauh ini adalah sifat personal dari bawahan, dan tekanan lingkungannya dengan tuntutan yang dihadapi oleh para bawahan. Untuk situasi pertama teori Path-Goal memberikan penilaian bahwa perilaku pimpinan akan bisa diterima oleh bawahan jika para bawahan melihat perilaku tersebut akan menjadi sumber yang segera memberikan kepuasan, atau sebagai instrumen bagi kepuasan-kepuasan masa depan. Adapun untuk faktor situasional. Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 24 kedua, teori Path-Goal menyatakan bahwa perilaku pemimpin akan bisa menjadi faktor motivasi misalnya menaikkan usaha-usaha para bawahan. Teori ini menyatakan bahwa pemimpin berusaha membuat jalan kecil Path untuk mencapai tujuan-tujuan Goals para bawahannya sebaik mungkin. Tetapi untuk mewujudkan fasilitas Path-Goal ini, pemimpin harus mempergunakan gaya yang paling sesuai terhadap variabel-variabel lingkungan yang ada. Gambar dibawah ini menyimpulkan pendekatan teori Path-Goals tersebut. Perilaku/Gaya Kepemimpinan - Direktif - Supportif - Partisipatif - Prestasi Hasil - Keputusan -Kejelasan peranan -Kejelasan tujuan -Pelaksanaan kerja Bawahan -Persepsi -Motivasi Kekuatan-Kekuatan Lingkungan -Karakteristik tugas -Sistem Otoritas formal -Kerja utama grup Gambar 2. Tata Hubungan dalam Aplikasi Path-Goal Sumber Thoha, Miftah, 2004, Perilaku Organisasi, Penerbit RajaGrafindo Persada, Jakarta 299. Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 25 4. Pendekatan ”Social Learning” dalam Kepemimpinan. Pendekatan ini memberikan suatu dasar untuk suatu model konsepsi yang menyeluruh bagi perilaku organisasi. Menurut Luthans Social Learning merupakan suatu teori yang dapat memberikan suatu model yang menjamin kelangsungan, interaktif timbal balik antara pemimpin, lingkungan dan perilakunya sendiri. Interaksi ini dapat diamati pada gambar 3. nampaknya teori ini agak komprehensif dan memberikan dasar-dasar teori yang jelas dalam rangka memahami kepemimpinan. Pendekatan-pendekatan Social Learning ini dan yang dapat memberikannya dari pendekatan-pendekatan lainnya ialah terletak pada peranan perilaku kepemimpinan, kelangsungan, dan interaksi timbal balik diantara semua variabel-variabel yang ada. Pemimpin termasuk kognisinya Perilaku Pemimpin Lingkungan termasuk para bawahan Dan variabel makro Gambar 3. Pendekatan Social-Learning dalam Kepemimpinan Sumber Thoha, Miftah, 2004, Perilaku Organisasi, Penerbit RajaGrafindo Persada, Jakarta. 302. Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 26 Pengertian Gaya Kepemimpinan Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat, dalam hal ini usaha menyelaraskan persepsi diantara orang yang akan mempengaruhi perilaku dengan orang yang perilakunya akan dipengaruhi menjadi amat penting kedudukannya Thoha, 2004303. Fleishman dan Petrus 1962 dalam Halimatusyadiah 20031062 menyatakan gaya kepemimpinan adalah pola perilaku konsisten yang diterapkan pemimpin dengan dan melalui orang lain, yaitu pola perilaku yang ditunjukkan pemimpin pada saat mempengaruhi orang lain, seperti yang dipersepsikan orang lain. Menurut Thoha 2004304-316 terdapat beberapa gaya kepemimpinan, yaitu 1. Gaya kepemimpinan Kontinum Gaya ini sebenarnya termasuk klasik. Orang yang pertama kali mengenalkannya ialah Robert Tannenbaum dan Warren Schmidt. Ada dua bidang pengaruh yang ekstrim. Pertama, bidang pengaruh pimpinan dan kedua, bidang pengaruh kebebasan bawahan. Pada bidang pertama pemimpin menggunakan otoritasnya dalam gaya kepemimpinannya, sedangkan pada bidang kedua pemimpin menumjukkan gaya yang demokratis. Kedua bidang pengaruh ini dipergunakan dalam hubungannya kalau pemimpin melakukan aktifitas pembuatan keputusan. Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 27 2. Gaya Manajerial Grid Dalam pendekatan Manajerial Grid ini, manajer berhubungan dengan dua hal, yakni produksi di satu pihak dan orang-orang di pihak lain. Sebagaimana dikehendaki oleh Blake dan Mouton, Manajerial Grid disini ditekankan bagaimana manajer memikirkan mengenai produksi danhubungan kerja dengan manuasianya. Bukannya ditekankan pada beberapa banyak produksi harus dihasilkan, dan berapa banyak ia harus berhubungan dengan bawahannya. Melainkan, jika ia memikirkan produksi maka dipahami sebagai suatu sikap bagi seorang pemimpin untuk mengetahui berapa luas dan anekanya suatu produksi itu. Dalam hal ini ia harus mengetahui kualitas keputusan atau kebijakan-kebijakan yang diambil, memahami proses dan prosedur, melakukan penelitian dan kreatifitas, memahami kualitas pelayanan stafnya, melakukan efisiensi dalam kerja, dan meningkaykan volume dari suatu hasil. Adapun memikirkan tentang orang-orang dapat diartikan dalam pengertian dan cara yang luas. Hal ini meliputi unsur-unsur tertentu seperti halnya tingkat komitmen pribadi terhadap pencapaian tujuan, pertahanan harga diri dari pekerja, pendasaran rasa tanggung jawab lebih ditekankan pada kepercayaan dibandingkan dengan penekanan keharusan, pemeliharaan pada kondisi tempat kerja, dan terdapatnya kepuasan hubungan antar pribadi. Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 28 3. Tiga dimensi dari Reddin Kalau dalam Managerial Grid, Blake dan Mouton berhasil mengidentifikasikan gaya-gaya kepemimpinan yang tidak secara langsung berhubungan dengan efektifitas. Maka William J. Reddin seorang profesor dan konsultan dari Canada menambahkan tiga dimensi tersebut dengan efektifitas dalam modelnya. Selain efektifitas Reddin juga meliha gaya kepemimpinan itu selalu dipulangkan pada dua hal mendasar yakni hubungan pemimpin dengan tugas dan hubungan kerja. Sehingga dengan demikian model yang dibangun Reddin adalah gaya kepemimpinan yang cocok dan yang mempunyai pengaruh terhadap lingkungannya. 4. Empat Sistem Manajemen dari Likert Menurut Likert bahwa pemimpin itu dapat berhasil jika bergaya participative management. Gaya ini menetapkan bahwa keberhasilan pemimpin adalah jika berorientasi pada bawahan, yang mendasarkan pada komunikasi. Selain itu semua pihak dalam organisasi-bawahan, pemimpin-menerapkan hubungan atau tata hubungan yang mendukung supportive relationship Likert merancang empat sistem kepemimpinan dalam manajemen sebagai berikut a. Sistem 1, dalam sistem ini pemimpin bergaya sebagai exploitiveauthortative. Manajer dalam hal ini sangat otokratis, mempunyai sedikit kepercayaan kepada bawahannya. Suka mengekploitasi bawahan, dan bersikap parternalistik. Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 29 b. Sistem 2, dalam sistem ini pemimpin dinamakan otokratis yang baik hati benevolent authoritative. Pemimpin atau manajer-manajer yang termasuk dalam sistem ini mempunyai kepercayaan yang berselubung, percaya pada bawahan, memotivasi dengan hadiah-hadiah dan ketakutan berikut hukuman-hukuman, memperbolehkan adanya komunikasi keatas, mendengar pendapat-pendapat, ide-ide dari bawahan dan memperbolehkan adanya wewenang dalam proses keputusan. c. Sistem 3, dalam sistem ini gaya kepemimpinan lebih dikenal dengan sebutan manajer konsultatif. Manajer dalam hal ini mempunyai sedikit kepercayaan pada bawahannya dalam hal kalau ia membutuhkan informasi, ide atau pendapat bawahan, dan masih menginginkan pengendalian atas keputusan-keputusan yang dibuatnya. d. Sistem 4, oleh Likert dinamakan sistem pemimpin yang bergaya kelompok partisipatif partisipative group. Dalam hal ini manajer mempunya kepercayaan yang sempurna terhadap bawahannya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fleishman Dalam Gibson 2000 yang juga dikutip oleh khalimatusyadiah 20031062 perilaku pemimpin melalui dua dimensi yaitu 1. Consideration konsiderasi adalah gaya kepemimpinan yang menggambarkan kedekatan hubungan antara bawahan dengan atasan, adanya saling percaya, kekeluargaan, menghargai gagasan bawahan. Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 30 Pemimpin yang memiliki konsiderasi yang tinggi menekankan pentingnya komunikasi yang terbuka dan parsial. 2. Initiating Structure struktur inisiatif merupakan gaya kepemimpinan yang menunjukkan bahwa pemimpin mengorganisasikan dan mendefinisikan hubungan-hubungan didalam kelompok, cenderung membangun pola dan saluran komunikasi yang jelas dan menjelaskan cara-cara mengerjakan tugas yang benar. Pemimpin yang memiliki kecenderungan membentuk struktur yang tinggi, akan memfokuskan pada tujuan dan hasil. Kinerja Manajerial Peningkatan kinerja merupakan proses yang dilakukan perusahaan dalam mengevaluasi kinerja pekerjaan seseorang, apabila hal itu dikerjakan dengan benar, maka para karyawan, penyelia, departemen SDM, dan akhirnya perusahaan akan menguntungkan, namun penilaian kinerja dipengaruhi oleh kegiatan lain dalam perusahaan dan pada gilirannya mempengaruhi keberhasilan perusahaan Mangkuprawira, 2004223. Efektifitas kinerja merupakan suatu ukuran tentang pencapaian suatu tugas atau tujuan, sedangkan efisiensi kinerja mengukur biaya sumber daya yang diperlukan sehubungan denga pencapaian suatu hubungan, dalam hal ini adalah perbandingan antara keluaran output rill yang dihasilkan dengan memasukkan input yang digunakan. Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 31 Kinerja manajerial adalah kinerja para individu dalam kegiatan manajerial. Menurut Suyadi 1999 dalam Supratiningrum dan Zulaikha 2003775-788, performancekinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan keefektifan organisasi. Mahone dkk 1963 dalam Indriantoro 1993 yang dikutip oleh Supratiningrum dan Zulaikha 2003775-788, mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan kinerja manajerial adalah kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan manajerial, antara lain 1. Perencanaan, dalam arti kemampuan untuk menentukan tujuan, kebijakan dan tindakan atau pelaksanaan, penjadwalan kerja, penganggaran, perancangan prosedur, dan pemrograman, 2. Investigasi, yaitu kemampuan mengumpulkan dan menyampaikan informasi untuk catatan, laporan, dan rekening, mengukur hasil, menentukan persediaan, dan analisi pekerjaan. 3. Pengkoordinasian, yaitu kemampuan melakukan tukar-menukar informasi dengan orang lain dibagian organisasi yang lain untuk meningkatkan dan menyesuaikan program, memberitahu bagian lain, dan hubungan dengan manajer lain. Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 32 4. Evaluasi, yaitu kemampuan untuk menilai dan mengukur proposal kinerja yang diamati atau dilaporkan, penilaian pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan, pemeriksaan produk. 5. Pengawasan Supervisi. Yaitu kemampuan untuk mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan, membimbing, melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan, memberikan tugas pekerjaan dan menangani bawahan. 6. Pengaturan staf Staffing, yaitu kemampuan untuk mempertahankan angkatan kerja dibagian anda, merekrut, mewawancarai dan memilih pegawai baru, menempatkan, mempromosikan dan mutasi pegawai. 7. Negoisasi, yaitu kemampuan dalam melakukan pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi, pemasok, tawar menawar dengan wakil penjual, tawar menawar secara kelompok. 8. Perwakilan representatif, yaitu kemampuan dalam menghargai pertemuan-pertemuan dengan perusahaan lain, pertemuan perkumpulan bisnis, pidato untuk acara-acara kemasyarakatan, pendekatan kemasyarakatan, mempromosikan tujuan umum perusahaan. Kerangka Pemikiran Pengaruh Penerapan TQM terhadap Kinerja Manajerial Kinerja manajerial yang diperoleh manajer merupakan salah satu faktor yang dapat dipakai untuk meningkatkan efektivitas organisasi. Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 33 Penerapan TQM dalam suatu perusahaan dapat meningkatkan beberapa manfaat utama yang gilirannya dapat meningkatkan laba serta daya saing perusahaan yang bersangkutan. Dengan melakukan perbaikan kualitas secara terus menerus maka perusahaan dapat meningkatkan labanya. Di dalam implementasi TQM, penggerak utamanya tidak selalu CEO, tetapi seringkali manajer departemen atau manajer divisi Tjiptono dan Diana,200113. Didalam TQM seorang manajer bertanggung jawab dan berperan sebagai pelatih karir dalam rangka mengembangkan, mendorong, melatih dan memantau karyawan yang menjadi timnya sehingga manajer dapat mengubah karyawan yang enggan berpartisipasi menjadi partisan dalam setiap usaha perbaikan kerja Tjiptono dan Diana, 2001149. Sejalan dengan Teori Intituisional yang menyatakan bahwa organisasi tergantung pada konstitusi eksternal konsumen untuk sumber dayanya, untuk memastikan keberlanjutan dari sumber daya yang dibutuhkan sehingga organisasi melakukan apa yang dikehendaki konstitusi eksternal dengan menjalankan praktek TQM, hal ini diyakini dapat mendorong keinginan baik dan legitimasi dengan konstitusi eksternal yang karenanya memastikan keberlangsungan organisasi jangka panjang Mayer dan Rowan, 1997, Diminggo dan Powell, 1983 dalam Handoko, 2000. Banyak perusahaan harus mengimplementasikan praktek TQM dengan melakukan hal yang lebih berhubungan dengan kepuasan konsumen terutama kualitas produk maupun jasanya. Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 34 Teori Y yang di kemukakan oleh Douglas McGregor berpendapat bahwa ciri-ciri manusiawi adalah bahwa manusia itu selalu mempunyai motivasi, mempunyai potensi untuk berkembang, mempunyai kapasitas untuk memikul tanggung jawab dan memiliki tata-laku untuk mencapai tujuan organisasi. Tugas manajemen adalah menciptakan lingkungan yang kondusif untuk merealisasikan ciri-ciri tersebut. Sehingga hal ini membuat manajer harus percaya pada karyawannya sebelum ia memberdayakan guna melakukan pekerjaan menuju kualitas demi kepuasan konsumen Hubungan Gaya Kepemimpinan dan TQM ter hadap Kinerja Manajerial Pencapaian tingkat kualitas bukan merupakan hasil penerapan cara instan jangka pendek untuk meningkatkan daya saing, tetapi pengimplementasian TQM mensyaratkan kepemimpinan yang kontinyus. Tekanan pada peran kepemimpinan manajerial ini menempatkan pemimpin sebagai driver dan blok pemandu model kualitas total. Menurut Puffer dan McCarthy 1996 yang dikutip oleh Handoko dan Ciptono 1997, dalam konteks TQM, berbagai
Pada era globalisasi sekarang ini, persaingan yang sangat tajam terjadi baik di pasar domestik maupun di pasar internasional/global. Agar perusahaan dapat berkembang dan paling tidak bisa bertahan hidup, perusahaan tersebut harus mampu menghasilkan produk barang dan jasa dengan mutu yang lebih baik, harganya lebih murah, promosi lebih efektif, penyerahan barang ke konsumen lebih cepat, dan dengan pelayanan yang lebih baik apabila dibandingkan dengan para pesaingnya. Terlepas dari itu semua, untuk meningkatkan daya saing produk industri tersebut haruslah menawarkan mutu atau kualitas produk yang lebih baik dari pesaing-pesaingnya begitu juga dalam prosesnya. Total Quality Management TQM atau manajemen mutu terpadu merupakan salah satu strategi yang dapat digunakan oleh pemasar terutama dalam industri bisnis yang melibatkan komitmen manajemen dan karyawan secara total dalam usaha mencapai mutu yang lebih tinggi yang merupakan bagian dari strategi pemasaran untuk mendapatkan kepuasan pelanggan dan keuntungan industri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan TQM di sebuah perusahaan. Baik dari segi manfaat yang diperoleh atau hambatan yang ditemui dalam penerapan TQM. Penelitian yang dilakukan penulis adalah di PT Citra Abadi Sejati yang berlokasi di Bogor. PT Citra Abadi Sejati adalah perusahaan manufaktur yang berfungsi sebagai produsen untuk produk pakaian yang produk utamanya adalah jaket. Hasil penelitian menunjukan bahwa PT Citra Abadi Sejati telah menerapkan TQM dengan cukup baik. Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli TQM, perusahaan tersebut mempunyai kriteria yang hampir sama dalam teori TQM. Kualitas, kepuasaan konsumen dan perbaikan yang berkesinambungan menjadi perhatian utama bagi perusahaan tersebut serta manajemen SDM yang berkualitas menjadi hal yang sangat penting dalam kegiatan produksi. Meskipun dalam penerapannya masih saja ada hambatan yang harus dihadapi. Hasil evaluasi dalam penelitian ini menunjukan masih banyak hal-hal yang harus dilakukan oleh PT Citra Abadi Sejati untuk menyempurnakan TQM seperti kurangnya komitmen manajemen puncak. Akan tetapi hambatan-hambatan yang ada akan selalu dicari solusinya demi terciptanya TQM. Dengan demikian penerapan TQM akan lebih terasa manfaatnya. Keywords kualitas, TQM, kepuasaan konsumen, perbaikan yang berkesinambungan Figures - uploaded by Adil FadillahAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Adil FadillahContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free A preview of the PDF is not available ResearchGate has not been able to resolve any citations for this pengangguran menjadi permasalahan di tengah kehidupan masyarakat yang sampai saat ini belum dapat tersolusikan. Padahal di sisi lain, negeri ini memiliki banyak kekayaan alam, bahkan sebagian besar belum tergarap dan dikelola. Kondisi yang ironis tentunya. Berwirausaha banyak diperbincangkan sebagai satu solusi yang mampu menghantarkan anggota masyarakat tidak berstatus pengangguran. Segala sektor dapat diciptakan sebagai peluang usaha yang dilakukan secara mandiri dan beraliansi. Namun tidak sedikit orang yang mencoba berbisnis dengan menciptakan dan mengembangkannya, pada akhirnya mengalami kegagalan. Banyak faktor yang menyebabkannya. Untuk meminimalisir resiko kegagalan tersebut, dibutuhkan proses pembelajaran dan pembekalan pengetahuan dan keterampilan berwirausaha. Sebagai bagian dalam proses pembelajaran tersebut, buku ini dihadirkan. Buku ini dipergunakan sebagai materi perkuliahan kewirausahaan. Dengan harapan setelah menjalankan perkuliahan Kewirausahaan, mahasiswa mampu memahami konsep kewirausahaan, terdorong untuk berwirausaha dan memiliki pengetahuan serta keterampilan and brand are the same with upper-middle class. There is parallelism between the famous brandand the personality. STIE Kesatuan lecturers can be the example in discussing lifestyle and purposes of this study are to find out the stage of brand preverance on clothes product, to alalyze the dominant factors that influence purchasing behaviour, and to analyze the behaviour after purchasing. This study is limited on purchasing behaviour by the lecturers and the factors which influence, the trend to choose upper-middle class brand products, and the action or behaviour after purchasing. The authors make a ranking on respondents based on data they collected, afterwards conclude brand preference ranking is arranged by percentage. The analysis is done by Image Analysis Method. The results of this study are 1 the brand preference of STIE Kesatuan lecturers is still in middle stage, 2 the dominant factor influencing customers' purchase is product quality, 3 the dominant post-puchasing action is always choosing the upper-middle class brand products that give satisfaction, 4 the majority of respondents stated "it's up to" when their friends or their families are going to buy kualitas pendekatan sisi kualitatifDorothea ArianiWahyuAriani, Dorothea Wahyu. 2003. Manajemen kualitas pendekatan sisi kualitatif. Yogyakarkat GhaliaManajemen Sumber Daya ManusiaRichard L DaftDaft, Richard L. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta Pemasaran, jilid II, Edisi kesebelasPhilip KotlerKotler, Philip. 2006. Manajemen Pemasaran, jilid II, Edisi kesebelas, Jakarta Indeks konsep total quality dalam bidang manajemen pemasaranRiskaRiska. 2012. Aplikasi konsep total quality dalam bidang manajemen pemasaran. Pemasaran, Edisi ketigaFandy TjiptonoFandy Andi TjiptonoChandra DanTjiptono, Fandy. 2010. Strategi Pemasaran, Edisi ketiga, Jakarta Andi Tjiptono, Fandy., dan Chandra, Gregorius. 2011. Service, Quality & Satisfaction, edisi ketiga, Jakarta AndiManajemen Strategi. Bandung Rekayasa Sains. Yusnita, Rita TriT TripomoDan UdanTripomo T, dan Udan. 2005. Manajemen Strategi. Bandung Rekayasa Sains. Yusnita, Rita Tri. Quality Management TQM
√ Total Quality Management Adalah Pengertian Total Quality Manajemen Adalah Total Quality Management TQM dikenal juga dengan Manajemen Mutu Terpadu […] No More Posts Available. No more pages to load.
An investigation on effectiveness of Total Quality Management in creating a better working environment in a corporate world A case study of Samsung 1 Introduction Background of the study Samsung is a world renowned company which has and is using different strategies to maintain its quality and standards that eventually helped the company to reach the pinnacle of the success. Samsung is also reputed for its emphasis on the total quality management concept and this company is using this concept rigorously for the last few decades by incorporating all members of an organization participate in improving processes, products, services, and the culture in which they work. Samsung is using this holistic approach for long-term success that views continuous improvement in all aspects of an organization as a process and not as a short-term goal which all are the keys to its success. Total quality management is the concept of maintaining a system of management based on the principle that every staff member must be committed to maintaining high standards of work in every aspect of a company’s operations which can help a company to create an environment where the employees can work properly in corporate standards and as a part of corporate world Bahri, 2012. Total quality management is important in various aspects to ensure the required quality and standards in the operation of the organization which can help to boost performances by defining the real path of the organization that it wants to achieve. Total quality management is concepts which can be used by Different Organizations use it in very different ways and confirms the concepts in order to fit their own personal goals where the ultimate goals are same regardless of the differences Bakotić and Rogošić, 2015. Total quality management is a pioneer in maintaining proper standards in the manufacturing and operations where it is also needed to analyse how effective it is in creating corporate world environment for an organisation Hur, 2009. So, this researcher will be prepared on this background to analyse the effectiveness of Total Quality Management in creating a better working environment in the corporate world on the basis of the case study of Samsung. Research aims and objectives The aim of the research is to find the effectiveness of Total Quality Management in creating a better working environment in the corporate world on the basis of Samsung. The objectives are given below To explore the elements and factors of Total Quality Management of Samsung To inquire the effectiveness of Total Quality Management of Samsung To investigate the elements and preconditions of better working environment To demonstrate the effectiveness of Total Quality Management in creating better working environment on the basis of Samsung To show the relationship between Total Quality Management and better working environment 2 Literature review Total Quality Management and its impacts Total Quality Management refers the process of implementing the applications so that the organisation can emphasizes on the continuous development of the performances and outputs by taking the long-term view which will ignore the short-term financial gains and will focus on gaining long-term sustainability Jaca and Psomas, 2015. Total Quality Management is the solution for a company which can be used to attain the organisational goals by showing the pathway to successful continuous improvement where the company can use different strategies and tactics to utilise the available data and effective communication to bring a stability, discipline and overall efficiency in the organisational activities and working environment Naidu, Babu, and Rajendra, 2006. Total Quality Management is the method which can promote the ethics in the organisation by encouraging and motivating the people in the organisation to behave ethically and also ensure ethical values in the organisational activities as well Teoman and Ulengin, 2017. Total quality management helps to embrace integrity in the organisation where the company focuses on encouraging the honesty and morality which eventually enhances the values and fairness in the processes and activities that can help to create an environment where the employees can feel comfortable to work Teoman and Ulengin, 2017. On the other hand, trust is an important part of total quality management because trust is the main pillar of creating participation and engagement of the employees which can make them feel honoured and secured in the working place that has impacts on the overall performances and output of the organisation Vanichchinchai, 2014. Moreover, TQM can be better implemented and effective if the organisation can arrange regular training facility and programs for them which will increase their performances and level of commitment by better configuring them with the objectives and aims of the organisation Murgatroyd and Morgan, 2010. Therefore, teamwork can be fostered through total quality management because accomplishment of the organisational goals can be better accelerate through the team work which is a prime focus of TQM and it can also increase rapport between the employees and in between employee and organisation as well Hur, 2009. It is also mentioned by that the leadership is an important element of TQM because leadership is like the paddle of the company and the company’s activities are mainly dictated and directed by them where inefficiency can make TQM a futile effort Bakotić and Rogošić, 2015. Moreover, it is also important to note that TQM must be done by giving proper recognition and maintaining proper communication with the related parties so that synchronisation and consistency can be maintained in the overall process. Impact of TQM in creating better working environment The working environment is an important factor in the modern business world because it is essential to create a healthy environment where the employees will work with full enthusiasm and effectiveness so that highest performances can be generated Bahri, 2012. Moreover, TQM can bring proper ethics and integrity which increase moral values and honesty of the employees that can foster a healthy environment Murgatroyd and Morgan, 1993. On the other hand, the teamwork, recognition and trust building activities can enable the company to create an environment where the employees will be able to work efficiently Bahri, 2012. Communication is the effective tool which can be used to proper required directions, feedbacks, dictation and overall command to the employees so that the organisational goals can be achieved and also it will create an environment where proper planning and feedbacks will be available Bakotić and Rogošić, 2015. TQM can be better implemented and effective if the organisation can arrange regular training facility and programs for them which will increase their performances and level of commitment by better configuring them with the objectives and aims of the organisation. 3 Methodology Research design The researcher will use the positivism philosophy for this research because this will enable the researcher to use structured methods which can make researcher able to use more scientific and established knowledge. The researcher will use the descriptive research design for this research because the analysis will be conducted by using the characteristics of the population. Therefore, the researcher will use only the established knowledge and theory rather not using any assumptions and hypothetical data or information for this research. The deductive research approach is the best approach for this research and the researcher will use this approach to conduct this research according to Sanders et al. 2007. Quantitative, qualitative data and information will be used as a research method for this research because the researcher wants to get measurable data and qualitative data for this research which will enable to the researcher to compare and interpret the findings. The primary data will be used which will be collected by using the primary data sources. The survey method will be used for this research to collect the primary data where the researcher will collect responses by using structured questionnaire from the selected respondents. on the other hand, the cross-sectional method will be used as there will be no repetition of the research in future on the same topic. Also researcher need some secondary data as well. Sampling and data collection This research will be prepared by collecting sample using the non-probability sampling method because it is not possible to give equal chance every member of the population to be selected as respondent. Besides, every member of the population is not qualified and informed enough to be an ideal respondent. So, the research will use the judgmental sampling method of non-probability sampling where the researcher will collect 20 respondents who are the employees of Samsung via face to face interview, personal emails and personal experiment in Samsung stores. Besides, the researcher will collect 15 employees and 5 managerial level employees to get the required information to conduct the research. The researcher will collect some secondary data from books such as PMBOK, blogs, journals, pervious research and case studies also online information about TQM system in Samsung company. Research ethics The researcher is fully determined to concur all the ethical values of this research where the researcher has aimed to not take any unfair means to conduct this research. Moreover, the researcher is not forcing anyone to be selected as respondent and will not disclose any of the information of the respondents to other parties. Therefore, the researcher will not distort any information and will not use the information on the respondents for any other purpose other than this research. 4 Research plan The research will conduct this research by collecting information from the respondents who will be collected according to the selected methods. Later, the researcher will use the SPSS to conduct the analysis part where the researcher will show the mean, median, mode, factor analysis, correlation, and regression analysis to find the effectiveness of the total quality management on creating good working environment on the basis of Samsung by using the selected variables which are identified in the literature review part. References Bahri, S. 2012. Implementation of Total Quality Management and Its Effect on Organizational Performance of Manufacturing Industries Through Organizational Culture in South Sulawesi, Indonesia. IOSR Journal of Business and Management, 51, Bakotić, D. and Rogošić, A. 2015. Employee involvement as a key determinant of core quality management practices. Total Quality Management & Business Excellence, Hur, M. 2009. The influence of total quality management practices on the transformation of how organisations work. Total Quality Management & Business Excellence, 208, Jaca, C. and Psomas, E. 2015. Total quality management practices and performance outcomes in Spanish service companies. Total Quality Management & Business Excellence, 269-10, Murgatroyd, S. and Morgan, C. 1993. Total quality management and the school. Buckingham [England] Open University Press. Naidu, N., Babu, K. and Rajendra, G. 2006. Total quality management. New Delhi New Age International. Teoman, S. and Ulengin, F. 2017. The impact of management leadership on quality performance throughout a supply chain an empirical study. Total Quality Management & Business Excellence, Vanichchinchai, A. 2014. Supply chain management, supply performance, and total quality management. International Journal of Organizational Analysis, 222, This dissertation proposal has been written by a student and is published as an example. See our guide on How to Write a Dissertation Proposal for guidance on writing your own proposal. Cite This Work To export a reference to this article please select a referencing stye below APA MLA MLA-7 Harvard Vancouver Wikipedia OSCOLA Reference Copied to Clipboard. Reference Copied to Clipboard. Reference Copied to Clipboard. Reference Copied to Clipboard. Reference Copied to Clipboard. Reference Copied to Clipboard. Reference Copied to Clipboard.
penerapan tqm pada perusahaan samsung